
Penulis: Iwan Bahagia
TAKENGON, SUARAGAYO.Com – Klub Persatuan Sepakbola Aceh Tengah dan Sekitarnya (Persitas) terancam tidak bisa mengikuti event resmi yang digelar oleh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
Persitas dianggap tidak pernah mengikuti Liga 3 pada tahun 2021. Apabila Persitas tidak ikut pada Liga 3 2022, maka klub tersebut akan dikenakan denda sebesar 20 juta rupiah, serta dikeluarkan sebagai klub resmi yang terdaftar di Asprov PSSI Aceh.
Menurut Ketua PSSI Aceh Tengah, Edwin, ancaman terhadap posisi Persitas itu disebabkan karena persoalan anggaran.
“Selama ini, Persitas tidak mendapatkan dukungan dana yang layak untuk ikut serta dalam turnamen yang digelar oleh PSSI, sehingga pada tahun lalu, Persitas tidak dapat berkompetisi ikut Liga 3 yang tahun lalu jatahnya Aceh Tengah menjadi tuan rumah,” kata Edwin, ditemui di salah satu kafe di Takengon, Jumat (12/8/2022).
Edwin mengakui, tahun lalu ada dana dari Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah, akan tetapi cukup untuk mendanai pelaksanaan Liga 3 ataupun untuk mengirimkan Persitas ke turnamen di daerah lain.
Edwin menyayangkan akan dikeluarkannya Persitas sebagai tim resmi PSSI, hanya karena persoalan anggaran. Padahal Liga 3 merupakan ajang resmi PSSI untuk menuju Liga 2 dan Liga 1.
“Tahun lalu rencana kita jadi tuan rumah Liga 3 wilayah tengah Aceh, tetapi dana tidak cukup, PSSI Aceh memindahkan lokasi ke Kabupaten Gayo Lues,” ujar Edwin.
Tahun ini lanjut Edwin, PSSI Aceh Tengah sudah menawatkan diri kembali menjadi tuan rumah Liga 3 wilayah tengah Aceh, yang akan diikuti tim dari lima daerah, yakni Aceh Tenggara, Gayo Lues, Abdya, Aceh Tengah, Bener Meriah.
“Besar harapan kami dari PSSI Aceh Tengah, agar Pemkab Aceh Tengah dapat membantu dana untuk keiikutsertaan tim, serta membangun fasilitas yang standar untuk pelaksanaan Liga 3,” tambah Edwin.
Sebab apabila tidak ikut serta, maka sesuai statuta PSSI, sebuah klub akan dikeluarkan sebagai anggota Asprov PSSI Aceh, karena tidak mengikuti kompetisi dalam dua musim terakhir secara berturut-turut.
“Kalau sampai dikeluarkan, maka akan mengikuti prosedur mendaftarkan ulang, verifikasi dan waktu yang cukup panjang. Ini saatnya mempertahankan satu-satunya klub milik Aceh Tengah ini,” pungkas Edwin.